Photobucket

dailyvideo

Drop Out, Banyak Siswa Kerinci Yang Dikeluarkan Dari Sekolahnya,,

Drop Out, istilah ini tidak asing lagi terdengar di masyarakat karena memang hal ini selalu terjadi dikalangan pelajar karena ulah mereka yang tidak mematuhi peraturan sekolah. Sebagai orang terdidik melanggar peraturan memang hal yang tidak pantas, namun namanya pelajar yang mana usia mereka berada pada usia puber hal ini tidak bisa dpungkiri. Pada usia ini pula pelajar sedang masanya ‘aku’. Pada umumnya remaja pada usia puber ini butuh bimbingan dalam bertindak, karena mereka belum berfikir jauh kedepan. 

Kenakalan remaja pada usia ini sangat meningkat karena mereka sangat mudah dipengaruhi dan tidak mempunyai komitmen dalam bertindak. Siapa yang bisa membimbing mereka dan mengawasi mereka?? Jawabannya tentulah orang tua mereka sebagai lingkungan terdekat mereka, namun tidak semua orang tua dapat melakukan hal tersebut secara penuh dikarenakan kebutuhan ekonomi dan kesibukan lainnya. Maka masalah ini seharusnya diambil alih oleh guru mereka di sekolah. 

Guru sebagai pendidik  juga harus memahami keadaan siswa yang seperti ini dan harus punya metode-metode handal untuk melumpuhkan mereka dari kenakalan yang kita takutkan. Sayangnya sekolah selaku lembaga pendidikan tidak mampu menangani siswa yang seperti ini buktinya mereka didrop out dari sekolah. Yang jadi pertanyaan siapa yang akan mengajarkan mereka setelah di DO?? Sedangkan orang tua mereka sibuk untuk memenuhi kebutuhan hidup,dan sekolah mengeluarkan mereka. Dimana lagi mereka bisa belajar?.

Lembaga pendidikan bukan hanya tempat menuntut ilmu yang secara formal seperti Geografi, Ekonomi, Biologi dan Kimia tapi juga tempat belajar etika/akhlak. Harapan satu-satunya adalah guru yang bisa mengajarkan kepada para siswanyatentangbagaimanberetika/berakhlak yang baik, namun para Guru pun menyerah. Pertanyaannya lagi, siapa yang akan mengajarkan mereka?.  Menunggu malaikat dari langit yang akan menunjukan kepada mereka bagaimana etika yang baik. Tidak bakalan ada, harusnya pemerintah yang memperhatikan hal ini, kenapahalini bisa terjadi? kalau memang mereka tidak bisa dididik di sekolah asal mereka, kenapa tidak bikin suatu lembaga khusus seperti rehabilitas yang melatih kedisiplinan tinggi kepada mereka, sehingga akhlak mereka bisa berubah dan mereka tetap menempuh pendidikan.Bukannyamereka didrop out dari sekolah.

Masalah drop out ini salah satu faktor banyaknya penganggurandanpremanisme di Indonesia yang semakin meningkat karena banyaknya anak yang belum tahu apa-apa putus sekolah dan mereka terpaksa cari nafkah sendiri, kalau mereka punya keahlian tidak apa-apa mereka bisa cari lowongan kerja atau buka usaha sendiri namun jika mereka tidak punya skillapa yang akanterjaditerhadapmereka.

Akan dijadikanapa negara kita kalau setiap hari membuat kebijakan seperti ini. Bukankah pendidikan warga negara menjadi tanggung jawab negara?? Dalam pembukaan UUD 1945 jelas dikatakan “mencerdaskan kehidupan bangsa” buktinya mana?? Denganmendrop outdari sekolah.Untukmenyelesaikanmasalahkenakalanremaja yang banyakterjadi di sekolahinikitaharusmelihatakarnyadulu, kitalihatdarisistempendidikandandaritenagapendidiknya.System pendidikansekaranginisangatlah ideal, menurut Bob Sadino “Pendidikankitahanyamemindahkanisiotakpengajarkepadapesertadidik. Dan kalauAndatanyaapaisiotakparapengajarkita? Isi otakmerekaitusampah! Sampahinformasi, sampahteoridaribuku-buku”.Menurut Bob, seharusnyalahpara guru danparapengajar bias memberikanlead,memimpin. Dan sifatpemimpinituapa, tak lain dantakbukanadalahmemberikancontohmerekaharusmenjadirole model.Dari pernyataan Bob Sadinotersebutdapatdisimpulkanbahwaapabilakitainginmengajarkankepadasiswabagaimanaberperilakubaikdanberetika, yang jadipengajarnya pun harus orang beretika pula.

Inilah yang menjaditugaspemerintahdanpihaksekolahuntuklebihmemperhatikan kurikulum pengajaran kepada mereka. Tentukan kurikulum apa yang cocokuntukpesertadidik yang sedangmenempuhmasatransisiuntukmenujukedewasaanini.

Harusnya pemerintahdanlembaga pendidikan memahami psikologi siswa yang umurnya pada masa pubertas ini dimana mereka belum tahu apa-apa dan masih butuh banyak bimbingan. Pasti ada solusi lain untuk mendidik mereka dan memberikan efek jera selain didrop out dari sekolah. Karena drop out ini sangat tidak efektif dilakukan, banyak kita lihat anak-anak berkeliaran karena putus sekolah bukan karena faktor ekonomi tapi karena didrop out.

Hal ini juga banyak terjadi di kabupaten Kerinci, di perkirakan setiap tahun lebih dari 30 siswa yang dikeluarkan dari sekolah. Kalau seperti ini akan dijadikan apa kerinci, akan jadi apa pemuda kerinci besoknya. Tidak salah pada saat ini banyak pegawai kerinci yang punya ijazah paket dan kuliah cepat S1 hanya 2 tahun sekian bulan, dari segi gelar oke!! Dari segi skill, jadi pertanyaan.....

Kita sebagai generasi penerus kerinci yang diharapkan bisa memperbaiki hal ini, sehingga kerinci tidak terus-menerus dalam keadaan yang sangat menyedihkan ini. Banyak sekali pemuda kerinci yang putus sekolah karena mereka dianggap nakal dan didrop out dari sekolah padahal mereka belum tau apa-apa tentang kehidupan yang seharusnya. Harapan penulis bersama dengan tulisan ini kita semua bisa bertindak untuk membuat perubahan terhadap kerinci. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal ini, salah satunya membuat sekolah khusus anak nakal dimana disekolah ini mereka didik dengan sistem militer jadi mereka terbiasa hidup disiplin dan tidak buang-buang waktu saja.

Kita tahu remaja adalah estafet kepemimpinan bangsa, sebagai penerus bangsa ini. Kalau remajanya sudah tidak berpendidikan lagi terus siapa yang kita harapkan untuk bisa menjadi estafet bangsa ini.Harapan kami ini menjadi renungan dan perhatian kita bersama untuk membangunkerinci yang lebih baik.
(dede)

Posted by admin on 08.29. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 komentar for Drop Out, Banyak Siswa Kerinci Yang Dikeluarkan Dari Sekolahnya,,

Posting Komentar

Recent Entries

Recent Comments

Photo Gallery